Mail Alert Registration

Please fill in some of the data provided below to receive the latest Toyota-related news and information in your email.

Occupation

Your Email

09 September 2025
Toyota Technology

Toyota Production System: Dari Lantai Produksi hingga Ruang-ruang Kelas


Sejak awal perjalanannya, Toyota tak hanya dikenal sebagai produsen kendaraan, tetapi juga sebagai perusahaan yang turut membentuk wajah industri global. Inovasi demi inovasi tidak berhenti di dalam dirinya sendiri, tetapi meluas menjadi paradigma baru yang membantu banyak perusahaan lain menemukan cara kerja yang lebih baik. Salah satu warisan terbesarnya lahir dari lantai produksi dalam bentuk sebuah sistem untuk menghadirkan cara kerja yang lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan di setiap lini.

Tps 3

Toyota Production System (TPS) adalah sistem manajemen produksi yang telah menjadi standar global dalam industri manufaktur. TPS dibangun di atas dua pilar utama, yaitu Just-in-Time dan Jidoka. Just-in-Time berfokus pada produksi tepat waktu sesuai kebutuhan, tidak terlalu cepat hingga menyebabkan penumpukan persediaan, dan tidak terlambat hingga menghambat proses. Konsep ini berasal dari pemikiran Kiichiro Toyoda, pendiri Toyota, yang meyakini bahwa cara terbaik memperoleh suku cadang otomotif adalah pada saat dibutuhkan. Sementara itu, Jidoka, yang dapat diartikan sebagai “otomatisasi dengan kebijaksanaan manusia,” lahir dari semangat Sakichi Toyoda dalam mengembangkan mesin tenun otomatis yang mampu berhenti sendiri saat mendeteksi masalah, sehingga kualitas produk dapat terjaga sejak proses awal.

Tpssss

Dua prinsip ini kemudian dibawa ke dunia otomotif oleh Taiichi Ono, mantan Wakil Presiden Eksekutif Toyota Motor Co., Ltd., yang memadukan keduanya menjadi sebuah sistem produksi yang efisien, adaptif, dan berorientasi pada perbaikan berkelanjutan. Fondasi TPS mulai dibangun pada akhir 1940-an di Pabrik Mesin Honsha melalui proses trial and error. Pada akhir 1950-an, penerapan TPS diperluas ke seluruh pabrik Toyota dan pada tahun 1960 mulai diimplementasikan di semua fasilitas produksi. Perusahaan pemasok dalam Grup Toyota juga mulai mengadopsinya pada akhir 1960-an, memastikan efisiensi di seluruh rantai pasok. Pelatihan dan kelompok studi yang intensif dilakukan pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, dan pada 1982 dimulai kegiatan perbaikan menyeluruh yang melibatkan setiap anggota organisasi. Seiring globalisasi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an, TPS diadaptasi ke berbagai budaya dan terus berkembang dalam bentuk Toyota Way, yang tetap setia pada prinsip dasar namun tanggap terhadap tantangan baru.

Di Indonesia, penerapan TPS tidak hanya terbatas pada lini produksi Toyota, tetapi juga diperkenalkan ke dunia pendidikan sebagai bagian dari upaya membangun sumber daya manusia industri yang unggul. Konsep ini diintegrasikan ke dalam kurikulum perguruan tinggi salah satunya melalui pengembangan Laboratorium Lean Manufacturing (LML) dan Laboratorium Lean Production System (LPSL). LML merepresentasikan simulasi TPS dalam proses produksi mobil, mulai dari lini perakitan hingga menjadi produk jadi yang siap diterima konsumen. LPSL berfokus pada perancangan dan penerapan sistem produksi yang efisien, meliputi pengelolaan bahan baku, proses produksi, hingga sumber daya manusia.

Tps 2 1

Kedua laboratorium ini menjadi jembatan antara teori dan praktik, memungkinkan mahasiswa mempelajari, mencoba, dan memodifikasi konsep produksi secara langsung dalam skala laboratorium. Melalui fasilitas ini, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan merancang sistem produksi yang mencapai target volume dan ketepatan waktu dengan biaya paling efisien, selaras dengan dinamika kebutuhan industri. Pengembangan LML dan LPSL merupakan hasil kolaborasi antara Toyota Indonesia dan perguruan tinggi, di mana Toyota tidak hanya mentransfer konsep TPS tetapi juga memberikan dukungan peralatan dan menjadikan universitas sebagai model percontohan. Langkah ini sejalan dengan kurikulum yang dimatangkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, sehingga pembelajaran yang diberikan relevan dengan tuntutan dunia kerja.

Melalui langkah konkret ini, Toyota berharap lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki pondasi teori yang kuat, tetapi juga keterampilan praktik yang siap diterapkan di industri. Harapannya, kolaborasi antara praktisi industri dan akademisi dapat menjadi bekal nyata bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan global. Dengan dukungan alat peraga pendidikan dan kuliah umum, generasi sekarang dapat mengenal dunia industri secara langsung, serta mampu membangun pondasi kuat untuk menciptakan ekosistem yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Kontribusi Toyota tidak berhenti pada penguatan kapasitas individu, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pembangunan bangsa. Melalui penerapan dan penyebaran konsep TPS di Indonesia, Toyota turut berperan dalam mencetak tenaga kerja terampil, meningkatkan produktivitas industri, dan mendukung transformasi pendidikan vokasi. Upaya ini sejalan dengan visi nasional untuk membangun kemandirian industri, memperkuat daya saing global, dan menciptakan kesempatan kerja yang berkelanjutan. Dengan begitu, kehadiran Toyota bukan hanya menghadirkan kendaraan bagi masyarakat, melainkan juga menjadi mitra strategis dalam perjalanan Indonesia menuju kemajuan ekonomi dan industrialisasi yang berdaya saing.

Referensi:

https://global.toyota/en/company/vision-and-philosophy/production-system/ 

https://pressroom.toyota.astra.co.id/toyota-production-system-sebuah-pedoman-untuk-menjaga-kualitas-produk-dengan-prinsip-jidoka-dan 

https://www.toyota-global.com/company/history_of_toyota/75years/data/automotive_business/production/system/change.html

Toyota Production System, Just in Time, Jidoka, Taiichi Ono
  • Shares
  • Download White